Resensi Buku Peta Harta Karun; Menjadi Penulis Kaya Raya
Rabu, 14 Oktober 2009
Menjadi kaya raya dengan menulis? Apa bisa? Mungkin itu pertanyaan pertama yang muncul di benak anda begitu membaca judul buku ini. Sah-sah saja anda bertanya demikian. Karena, sejauh ini profesi sebagai penulis belum dianggap sebuah profesi yang menjanjikan. Menulis, bagi sebagian besar orang, belum masuk kategori ‘ladang uang’ yang menggiurkan seperti profesi lainnya, semisal pengacara, dokter, konsultan, dan sejumlah profesi bergengsi lainnya.
Namun, melalui buku ini sang penulis Toha Nasrudin, S.Ag.—yang dikenal dengan nama pena Abu Al-Ghifari— berhasil mematahkan anggapan bahwa menulis tidak bisa membuat seseorang menjadi kaya raya. Apa pasal? Dalam uraiannya, Toha Nasrudin mengungkapkan pengalamannya menjadi seorang penulis, yang terbukti bisa kaya raya.
Bagi Toha Nasrudin, menulis, apalagi di tengah era informasi sekarang ini, membuka peluang besar bagi seseorang untuk menjadi kaya raya. Karena, setiap orang butuh informasi. Dan, salah satu media informasi yang ‘tahan lama’ adalah dalam bentuk tulisan. Sejumlah media cetak selalu menanti tulisan dari pembaca untuk mengisi pelbagai rubrik. Demikian halnya dengan puluhan, bahkan mungkin ratusan penerbit di tanah air, senantiasa menunggu kehadiran penulis-penulis baru yang menggugah dan mencerahkan. Di sinilah peluang bagi kita untuk menulis terbentang luas.
Tentu, tulisan yang dimuat di media cetak akan mendapat honor. Begitu juga dengan penulis yang bukunya diterbitkan, ia akan menerima royalti. Dan, peluang menjadi kaya raya pun terbuka lebar.
Toha Nasrudin memberikan resep cespleng yang telah terbukti ampuh—seperti yang telah dialami dan dirasakannya sendiri— agar penulis bisa menjadi kaya raya.
Berikut beberapa poin yang menurut Toha Nasrudin harus dipenuhi agar seorang penulis bisa menjadi kaya raya: Pertama, menjadi penulis yang beda bahkan ‘gila’. Kedua, menjadi penulis buku best seller murni. Ketiga, membangun selfpublishing yang prestisius, Keempat, menularkan ide sukses kepada generasi muda. Kelima, menabur uang dalam investasi aman. Keenam, membersihkan kekayaan dari hak orang lain. Dan ketujuh, membagi keuntungan kepada keluarga besar. (hlm. 80-81)
Ketujuh poin di atas, menurut Toha Nasrudin, jika benar-benar dijalankan dengan sepenuh hati oleh seorang penulis, maka pintu menuju kaya raya, yang menurut istilah Toha Nasrudin pintu ‘harta karun’ pun terbuka lebar.
Buku ini layaknya autobiografi penulis yang telah malang melintang di dunia kepenulisan. Segala suka duka, pahit getir menulis telah ia alami. Dari penolakan demi penolakan berbagai media atas tulisannya, sikap acuh penerbit atas proposal buku yang diajukannya, sampai akhirnya ia sukses menjadi penulis buku best seller dan memiliki penerbitan buku sendiri.
Dalam buku setebal 196 halaman ini ada dua tema bahasan utama, yakni pertama, bagaimana menjadi penulis profesional yang selalu dinanti kehadiran karya-karyanya, baik oleh media cetak maupun penerbit, dan kedua, bagaimana mendirikan sebuah penerbitan sendiri (selfpublishing) yang prestisius.
Buku ini ditulis dengan tujuan memotivasi siapa saja yang ingin mendapatkan penghasilan jutaan bahkan milyaran rupiah melalui bisnis tulisan. Ini fakta, bukan isapan jempol belaka. Sebab, penulis buku ini telah membuktikannya, dan sukses!
Salah satu kekurangan dari buku ini adalah terdapat salah ketik di sana-sini yang cukup mengganggu. Namun demikian, saya tetap merekomendasikan kepada siapa saja, baik penulis profesional, penulis pemula, atau peminat bisnis buku untuk memiliki buku ‘langka’ ini.
Sayang jika kesempatan mendapat penghasilan ratusan juta, bahkan milyaran rupiah anda lewatkan, sehingga peluang menjadi kaya raya pun terbuang sia-sia. Saya yakin, anda tentu tidak ingin hanya sekedar melihat orang lain sukses dan berkantong tebal, sementara anda tidak menjadi apa-apa. So, tunggu apa lagi, mulailah menulis dari sekarang! Dan siap-siap menjadi kaya raya.
Read more...