Menyiasati Peluang Diterbitkan (2)
Selasa, 13 Oktober 2009
2. Mengaktualkan Tulisan
Mengenai.aktualitas sendiri bisa dipahami dalam dua hal:
Pertama, tidak teragenda. Masalah aktual seperti ini yang berkaitan dengan kejadian yang ada di tengah-tengah masyarakat, seperti dengan terjadinya kasus bom, kasus narkoba, kekeringan, wabah penyakit, banjir besar, banyaknya demonstrasi, kenaikan harga BBM dan sebagainya.
Kedua, aktual teragenda. Aktualitas ini berkaitan dengan adanya hari-hari tertentu, seperti hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi’raj atau hari-hari Nasional dan dunia yang monumental.
Ketiga, menyimak tajuk rencana suatu media. Sebagaimana dimaklum bahwa tajuk rencana adalah tulisan opini yang isinya mengulas hal-hal aktual yang dibuat oleh pihak redaksi suatu media.
Apa yang ditulisnya merupakan ulasan terhadap fenomena yang menarik perhatian media itu. Oleh sebab itu, jika penulis menghendaki aktualitas dalam tulisannya, akan ia peroleh dengan memperhatikan apa yang tengah banyak disoroti oleh media yang akan dikirimi tulisan olehnya.
Jika semua itu diperhatikan, maka ia akan menjadi salah satu daya tarik bagi pihak redaksi untuk lebih menominasikan pemuatan tulisan yang memiliki relevasi dengan kondisi dan situasi yang sedang berkembang. Lebih lanjut tentang akutalitas teragenda dan yang tidak teragenda, berikut uraian tambahannya.
a . Menyiasati Aktualitas tidak Teragenda
Setiap saat ada peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Ada yang terkategori kejadian biasa-biasa saja, ada juga yang memerlukan penelaahan, sehingga layak untuk diangkat menjadi bahan tulisan. Persoalannya adalah bagaimana seorang penulis bisa mengetahui permasalahan aktual yang tidak teragenda ini? Ada beberapa langkah untuk itu.
1) Mengamati perkembangan fenomena kehidupan masyarakat secara terus-menerus, misalnya,, tentang kemiskinan masyarakat daerah pinggiran kota dalam kaitannya dengan pola migrasi masyarakat yang bersangkutan. Kemudian ia menyusunnya dalam suatu perencanaan (yang flesibel), baik topik maupun penulis artikelnya.
2) Mengikuti secara cermat perlkembangan symptoms (gejala-gejala) yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, munculnya berbagai kegiatan demonstrasi, pemogokan tenaga kerja, serta berbagai langkah yang dilakukan para da’i kontemporer. Lalu ia menyususnnya dalam suatu perencanaan (yang flesibel).
3) Mengikuti secara cermat perkemabnagn trend (kecenderungan) yang muncul dalam kehidupan masyarakat, misalnya, maraknya kegiatan dakwah kampus, play station, pmakaian internet, dan lain-lain. Lalu ia menyususnnya dalam suatu perencanaan yang fleksibel.
4) Mengikuti secara cermat, munculnya peristiwa-peristiwa monumental. Misalnya, pengumuman kenaikan harga BBM, kelahiran undang-undang baru, serta peristiwa lainnya yang menimbulkan berita tinggi. Lalu ia menyususnnya dalam suatu perencanaan yang fleksibel.
b. Menyiasati Aktualitas Teragenda
Ada sejumlah peristiwa aktual yang senantiasa teragenda. Keteragendaannya terjadi karena ia biasa hadir tiap tahun. Untuk itu sebaiknya penulis menyadari benar tentang hal ini, dengan melakukan beberapa hal.
1) Menyusun rencana topik artikel untuk peristiwa-periistiwa kalenderium tahunan, baik hari besar agama, hari peringatan nasional maupun internasional.
2) Menyusun rencana topik tulisan untuk moment-moment tersebut.
Untuk lebih jelasnya berikut ini, diketengahkan hari-hari yang merupakan agenda tahunan, khususnya hari-hari besar agama, nasional, dan beberapa hari internasional. Berikut uraiannya :
Tanggal Moment
1 Januari Hari Tahun Baru Masehi
15 Januari Hari Pertempuran Laut Aru
22 Pebruari Hari lahir Lord Baden Powell
9 Maret Hari Pramuka
10 Maret Hari Film Nasional
15 Maret Hari Nyepi Hindu
25 Maret Hari Raya Nyepi
6 April Hari Nelayan Nasional
7 Aril Hari Kesehatan Sedunia
9 April Hari Penerbangan Nasional
13 April Wafat Isa Al-Masih
21 April Hari Kartini
1 Mei Hari Buruh Internasional
Hari Kembalinya Irian ke RI
2 Mei Hari Pendidikan Nasional
8 Mei Hari PMI se-Dunia
7 Mei Hari Raya Waisak
15 Mei Hari Kebangkitan Nasional
21 Mei Hari Buku Nasional
24 Mei Kenaikan Isa Al-Masih
28 Mei Hari Waisak (Budha)
1 Juni Hari Lahirnya Pancasila
17 Juni Hari Kanak-kanak Nasional
21 Juni Hari Krida Pertanian
1 Juli Hari Bhayangkara
5 Juli Hari Berdirinya BI
12 Juli Hari Koperasi
22 Juli Hari Kejaksaan
10 Agustus Hari Veteran RI
14 Agustus Hari Pramuka
17 Agustus Hari Kemerdekaan RI
19 Agustus Hari Deplu
24 Agustus Hari Televisi RI
11 September Hari Radio
16 September Hari Sandang
17 September Hari Perhubungan
23 September Hari Bahari
27 September Hari Postel
28 September Hari Kereta Api
29 September Hari Sarjana
1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila
5 Oktober Hari ABRI
24 Oktober Hari PBB
28 Oktober Hari Sumpah Pemuda
30 Oktober Hri Keuangan
31 Oktober Hari Tabungan Nasional
10 Nopember Hari Pahlawan
12 Nopember Hari Kesehatan Nasional
20 Nopember Hari Kanak-kanak se Dunia
10 Desember Hari HAM
20 Desember Hari Sosial
22 Desember Hari Ibu
25 Desember Hari Natal
1 Hijriyah Hari Tahun Baru Hiriyah
12 Rabiul Awwal Maulid Nabi Muhammad SAW
27 Rajab Hari Isra Mi’raj
1 Syawal Hari Idul Fitri
10 Zulhijah Hari Idul Qurban
3. Mengenal Visi dan Missi Media Massa
“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.” (QS. Fathir: 19).
Setiap surat kabar dan majalah mempunyai visi atau pandangan dan mempunyai arah kebijaksanaan atau misi tertentu yang berbeda. Warna tulisan yang diinginkan dari para penulis artikel, tentunya yang sesuai dengan visi dan misi yang diemban media cetak tersebut. Artinya, seorang harus fleksibel, mengetahui dengan jelas artikel seperti apa yang diinginkan suatu media. Majalah atau surat kabar yang mempunyai misi atau visi kesehatan, menginginkan artikel tentang kesehatan dan sudah tentu menolak artikel-artikel yang keluar dari visi dan misinya itu.
Surat kabar yang mempunyai visi atau misi khusus, seperti khusus kesehatan, ekonomi, olah raga, dan politik dengan sendirinya sudah menunjukan bahwa visi dan misinya dalam bidang-bidang tersebut sehingga penulis tidak perlu menebak atau mengira-ngira lagi misi dan visi seperti apa yang diemban media tersebut.
Mengapa harus ada visi dan misi? Sebuah koran atau majalah didirikan dengan sebuah idealisme dan cita-cita. Idealisme dan cita-cita koran atau majalah tentu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Konsekuensinya, masing-masing perusahaan surat kabar akan mempunyai sasaran pembaca sesuai dengan idealisme yang dibangunnya.
Sebagai contoh, ada sebuah koran yang mempunyai sasaran pembacanya adalah kelompok pengusaha, ekonom, dan merreka yang berkecimpung di sekitar dunia bisnis, misalnya harian Bisnis Indonesia (di Jakarta), Harian Neraca (di Jakarta), harian Suara Indonesia (di Surabaya). Ada pula sebuah koran yang diperuntukan bagi masyarakat secara umum dan jangkauan pembacanya bersifat nasional, sebagai contoh, Kompas, Republika, Suara karya, Pelita dan lain-lain.
Sebagian koran yang lain diterbitkan untuk memenuhi segmen pembaca yang bersifat lokal, atau terbatas satu daerah tertentu, misalnya harian Jayakarta untuk daerah DKI dan sekitarnya, harian Kedaulatan Rakyat untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, harian Pikiran Rakyat untuk wilayah jawa Barat dan masih banyak lagi.
Aneka ragam jenis dan sasaran sebuah koran menyebabkan pihak redaktur di sebuah koran mempunyai policy tersendiri untuk menampilkan tulisan-tulisan bagi para pembacanya. Maka lahirlah apa yang disebut visi dan misi pada masing-masing media massa. Namun kebanyakan surat kabar atau majalah tidak mengkhususkan dalam bidang tertentu sehingga sulit ditebak atau diperkirakan isinya. Dalam hal ini seorang penulis dituntut untuk jeli dalam melihat apa yang diemban surat kabar atau majalah tersebut. Dengan kata lain, seorang penulis harus cermat melihat, artikel seperti apa yang diinginkan media cetak tersebut. Biasanya permasalahan ini menjadi kendala bagi penulis pemula.
Jika diumpamakan sebuah koran adalah sebuah toko, maka jenis toko biasanya bermacam-macam. Ada toko besi, toko lain, toko kue dan sebagainya. Sebagaimana layaknya sebuah toko, pemilik toko biasanya membutuhkan dagangan untuk dijual kepada pembelinya. Sebuah toko besi tentu hanya akan menerima dagangan-dagangannya yang berkaitan dengan barang-barang yang berupa besi dan sejenisnya. Ia tidak akan menerima dagangannya berupa kain atau kue. Demikian halnya dengan media massa. Ia hanya akan menerima tulisan-tulisan yang sesuai dengan visi serta misi media yang diembannya.
Memang untuk mengetahui visi dari sebuah media massa bukanlah pekerjaan yang gampang . Diperlukan pengamatan yang ciukup dan mungkin akan memakan waktu lama. Akan tetapi dengan mengetahui masing-masing visi yang ada pada media massa akan sangat membantu seorang penulis untuk dapat memilih media mana yang sesuai dengan masalah-masalah yang ditulisnya dan media mana yang kurang sesuai.
Cara sederhana yang mungkin dapat dilakukan untuk mengetahui visi dan misi koran antara lain, pertama, mencari informasi pada para penulis yang sudah sering menulis di salah satu media. Kedua, mengamatio sendiri, misalnya dengan berlangganan satu koran kemudian dipelajari model-model tulisan yang ada di dalamnya. Ketiga, berdasarkan pengalaman. Di sini penulis terjun langsuing, dengan cara terus menerus menulis pada beberapa media yang diinginkan. Jika tulisan tidak dimuat atau biasanya kemudian dikembalikan, itu pertanda tulisan itu tidak sesuai dengan keinginan redaktur. Dan jika hal ini dilakukan terus-menerus, seorang penulis akan menjadi tahu jenis-jenis tulisan mana yang sesuai dengan koran dan mana yang tidak sesuai. Akan tetapi perlu diingat, sebuah tulisan yang tidak diomuat belum tentu tidak sesuai dengan visi sebuah koran, bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh banyaknya penulis yang menulis pada satu persoalan yang dianggap sama. Sehingga dengan terpaksa tulisan kita yang dikalahkan. Atau barangkali ada sebab-sebab lain.
Diantara sejumlah masalah yang menjadi pertimbangan bagai redaktur sebuah koran untuk dimuatnya sebuah tulisan, antara lain, tema atau topik tulisan , gaya bahasa, keaktualan persoalan yang dibahas, kesesuaian isi atau materi tulisan dengan latar belakang keilmuan penulis, dan sebagainya. Dengan mengetahui kodel-model tulisan yang disukai atau menjadi visi berbagai macam koran , berarti memberi peluang lebih besar untuk dapat dimuatnya tulisan-tulisan yang kita buat. (Ahmad Bahar: 1996).
Dengan mengetahui visi dan misi suatu media, seorang penulis sudah bisa menghemat tenaga dan mengefisienkan waktu. Karena jika artikel salah kirim, bukan saja rugi waktu tapi juga rugi tenaga dan uang.
Untuk iu selayaknya sebelum artikel dibuat, seorang penulis harus pandai memprediksi, kemana artikel tersebut nantinya dikirim. Bahkan seorang penulis profesional bukan hanya sebatas mengetahui visi dan misi suatu media, tetapi gaya bahasa dan model judul suatu media sudah berada dalam pikirannya. Hal ini memang sulit untuk penulis pemula, namun jika rajin mengamati setiap media cetak dan terbiasa membuat artikel, lambat laun akan memahaminya.
4. Strategi Pengiriman Tulisan
Tidak jarang tulisan yang secara isi pantas dimuat, namun kemudian dikembalikan, karena tidak mungkin memuatnya pada waktu yang tepat berhubung terbatasnya ruang atau berbenturan dengan tulisan lain, yang dipandang redaksi lebih baik.
Untuk lebih memperbesar kemungkianan pemuatan tulisan kita di media massa, maka selain kita memperhatikan moment yang tepat, hendaknya kita juga tidak cuma membuat kemudian menunggu satu tulisan. Buatlah terus beberapa tulisan yang berbeda-beda, sebarkan ke berbagai media massa. Untuk pemilihan medianya sendiri, bagi pemula ada baiknya, yang skupnya lokal terlebih dulu, dengan bonaviditas memilih mulai yang paling rendah.
Ada beberapa keuntungan penulis pemula mengirimkan tulisannya kemedia lokal, atau media yang masih berkembang, diantaranya:
a. Saingan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu berat;
b. Redaksi juga lebih banyak kesempatan untuk membantu mengkoreksi tulisan kita
c. Peluang pemuatan akan lebih besar. Sementara dengan dimuatnya tulisan kita, tentu akan menambah motivasi baru untuk lebih produktif lagi dan lebih berkualis lagi dalam menulis.
0 komentar:
Posting Komentar